Movie Review - THE BABADOOK

Film ini sebenarnya cukup "terlambat" saya review. Di negara asalnya - Australia - film ini sudah tayang sejak 22 Mei 2014 silam, dan saya sendiri baru menonton film ini tanggal 2 Januari 2015 kemarin. Tapi tidak apalah. Artikel ini dibuat sebagai review dan komentar saya terhadap film ini.

Saat tayang di seluruh dunia, film ini mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari banyak kritikus. Banyak penonton yang memuji film ini sebagai film horor bergenre mahluk supranatural yang sangat menarik dan "segar". Banyak pula orang yang memuji akting Essie Davis (berperan sebagai Amelia) dan Noah Wiseman (pemeran Samuel, anak dari Amelia) di mana penampilan mereka mendominasi sepanjang film berdurasi 92 menit. Kemestri keduanya terasa sekali sangat baik dan sempurna sekali.

Film produksi Australia yang disutradarai Jennifer Kent ini mengisahkan tentang Amelia, seorang janda yang kehilangan suaminya akibat kecelakaan mobil saat membawa istrinya tersebut ke rumah sakit. Amelia kini hidup bersama anaknya, Samuel, yang saat itu telah berusia 6 tahun.

Satu ketika, Samuel berubah menjadi anak yang berperilaku sangat aneh. Setiap malam dia selalu terbangun ketakutan karena merasa melihat mahluk imajiner. Hal ini sangat mengganggu Amelia karena setiap malam dia harus menidurkan anaknya dengan membaca buku. Akibatnya, Amelia menjadi selalu kurang tidur, dan menyebabkan dia mengalami depresi dan kelelahan psikologis.

Satu malam, Samuel memintanya membacakan buku cerita berjudul "Mister Babadook" yang didapatnya dari rak buku. Saat membaca buku itu, Amelia tersadar kalau buku itu bukan buku untuk anak-anak, sehingga dia tidak membaca buku itu, tapi memusnahkannya.

Pasca membacakan buku "Mister Babadook", tingkah laku Samuel makin aneh. Bahkan dia sering histeris dan tiba-tiba mengalami kejang. Guna mengobati kondisinya, Amelia membawa Samuel ke dokter dan diberi obat penenang agar bisa beristirahat.

Namun masalah tidak selesai begitu saja. Ternyata mahluk bernama "Babadook" benar-benar ada. Dalam kondisi kelelahan secara mental, Amelia akhirnya dirasuki oleh Babadook, yang kemudian membuatnya nyaris membunuh Samuel. Ternyata Samuel sudah menyadari kalau Babadook suatu ketika pasti akan menyerang ibunya, lalu mencoba membunuhnya. Karena itu, Samuel menyiapkan berbagai senjata untuk menghadapi Babadook yang merasuki Ibunya.

Film ini memang menawarkan hal baru yang berbeda dari film-film horor tentang mahluk supranatural. Penampakan Babadook pun dibuat cukup "misterius", sehingga membuat mahluk itu terkesan sebagai mahluk yang "antara ada dan tiada" (wujudnya ada, namun sering tidak ditampilkan, sehingga mengesankan mahluk itu hanya bentuk imajinasi Samuel dan Amelia saja).

Meski terbilang sebagai film yang menarik, film The Babadook punya banyak celah yang cukup mengganggu saat ditonton, terutama jika Anda adalah tipe penonton yang kritis (seperti saya .... ^_^....).

Yang paling mendasar adalah latar belakang mahluk The Babadook sendiri. Mengapa dia bisa ada di rumah Amelia? Bagaimana buku "Mister Babadook" bisa ada di rumah Amelia? Lalu di akhir cerita, The Babadook dikurung di ruang bawah tanah. Bagaimana mungkin mahluk itu bisa dikurung, padahal sepanjang cerita digambarkan mahluk ini bisa muncul di mana saja, bahkan di dalam ruang terkunci sekalipun?

Hal janggal lain adalah perilaku Samuel. Sejak awal, jika melihat gejala yang ditunjukkan Samuel, sebenarnya terlihat jelas bahwa Samuel mengalami kondisi hiper-aktif yang harusnya diperiksa oleh psikiater. Amelia yang seorang perawat di rumah sakit, harusnya tahu gejala tersebut. Namun dia tidak pernah membawa anaknya ke Psikiater. Lebih anehnya lagi, saat melawan Amelia yang kerasukan, Samuel punya kemampuan untuk berpikir secara logika. Bahkan dia bisa membuat jebakan untuk Babadook yang begitu sistematis yang pada akhirnya berhasil menjebak Ibunya yang kerasukan itu. Bagaimana mungkin seorang anak yang mengalami kondisi hiper-aktif mampu berpikir jernih dan sistematis seperti itu? Belum lagi saat menyiapkan semua perangkap itu, Samuel sedang dalam kondisi "nge-fly" setelah meminum obat penenang dari dokter. Dengan kondisi yang sangat tidak mungkin seperti itu, tentang menjadi tanda tanya besar jika Samuel mampu melakukan segala hal "kreatif" itu.

Lepas dari pertanyaan-pertanyaan itu, film ini masih cukup asik untuk ditonton. Dan meski sukses, sepertinya film ini tidak akan dibuatkan sekuelnya, mengingat ceritanya sudah tamat dan tidak mungkin diteruskan.

Buat penggemar film horor, The Babadook jelas sebuah tontonan yang mengasikkan. Mungkin saat menonton, Anda pun akan menemukan banyak pertanyaan seperti saya. Tapi kesampingkan saja pertanyaan itu dan nikmati saja kengerian yang tidak terduga di setiap adegan The Babadook.




Comments